Masalah Ulayat Tak Kunjung Selesai, Pemuda Siberakun Kembali Tegaskan Tuntutan

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +
Kuansing (cakrariau.com) – Setelah heboh kasus Parit Gajah PT Dutapalma Nusantara di Kenegerian Siberakun memakan korban bocah Adun Bin Salikun akhir Agustus lalu, jajaran pemuda Kenegerian Siberakun yang terwadah dalam Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Kenegerian Siberakun (IPPMKS) Kecamatan Benai Kuantan Singingi terus merapatkan barisan, konsolidasi internal organisasi dan penguatan kepengurusan. Bertempat di Balai Pertemuan Pulau Bungin, Sabtu sore 12 September 2020 kemaren puluhan pengurus IPPMKS menyusun ulang kembali strategi perjuangan Tanah Ulayat dengan semangat “mambangkik batang tarondam”. Apalagi saat ini gema perjuangan Siberakun sudah menuai simpati dari berbagai kalangan, baik dari masyarakat daerah lain, organisasi pemuda mahasiswa, Dewan Perwakilan Rakyat maupun Pemerintah. Misalnya perwakilan masyarakat dan pemuda Kenegerian Siberakun sudah melakukan hearing bersama Pemerintah Provinsi Riau di Kantor Gubernur. Begitupun dengan DPRD Riau sudah 2X melakukan hearing bersama perwakilan masyarakat Kenegerian Siberakun, bahkan lokasi konflik ulayat Siberakun sudah dikunjungi langsung oleh Anggota DPD/MPR RI. Salah seorang Tokoh Masyarakat Kenegerian Siberakun, Duski Mansur ketika dikonfirmasi menyatakan sangat mengapresiasi gerakan dan penguatan yang dilakukan para pemuda. “Sebagai orang tua, tentu kami bangga melihat keseriusan Pemuda Kenegerian Siberakun yang terus konsisten berjuang untuk kemajuan Siberakun. Misalnya dalam hal persoalan dengan PT Dutapalma, kasus ini sudah ada sejak sebelum mereka lahir, nah sekarang mereka sudah mengerti hukum, generasi penerus kami ini sudah tahu hak dan kewajiban, maka sudah saatnya darmakan bhakti untuk Siberakun. Ungkap Duski bangga. Sementara ketika ditanya perkembangan perihal proses hukum yang menimpa 5 (lima) orang cucung kemenakan Kenegerian Siberakun karena perjuangan tanah ulayat, mantan anggota DPRD Kuansing ini menyatakan bahwa masyarakat Kenegerian Siberakun terus mengawal proses hukum nya. “Seluruh masyarakat, pemuda, pelajar dan mahasiswa Kenegerian Siberakun tidak akan tinggal diam, tentu akan terus memperjuangkan nasib dunsanak mereka sesuai koridor hukum yang berlaku, jangan dikira masyarakat kami diam sementara ini tanda setuju dengan perlakuan PT Dutapalma, ini akan segera berhasil dan pengorbanan cucung kemenakan yang berurusan dengan hukum tidak akan sia-sia. Pungkas Kakek 12 cucu ini bangga. Dari pantauan di lokasi, diskusi pemuda memang berfokus kepada permasalahan ulayat Kenegerian Siberakun yang sudah bermasalah sejak 32 tahun silam. Menurut Noprijal, Ketua IPPMKS, target yang mereka usung tetap sama dengan yang disuarakan dalam demonstrasi besar-besaran beberapa waktu yang lalu, di antaranya: kembalikan tanah ulayat Kenegerian Siberakun, penuhi perjanjian 1998, karena banyak terlalu banyak persoalan dan pelanggaran, maka Pemerintah cabut saja HGU PT Dutapalma di Kuantan Singingi, hentikan kriminalisasi terhadap cucung kemenakan yang menyuarakan kebenaran, dan bebaskan masyarakat kecil dari jeratan hukum yang bersumber dari kejahatan korporasi yang tidak bertanggung jawab. “Jika suara kebenaran dari Kenegerian Siberakun ini tidak juga didengarkan, kami akan suarakan di level yang lebih tinggi dan tentu dengan massa yang jauh lebih banyak, biar semua mata terbuka, bahwa kejahatan terhadap keadilan ini harus segera dihentikan dengan cara apapun. Kami adalah rakyat dan kami berdaulat di negeri kami. Tutur Noprijal berapi-api saat menutup acara sore itu.
Share.

Comments