Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mulai 'putar otak' untuk mengantisipasi harga bahan pokok akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan pemerintah pusat.
Sebab dikhawatirkan, kenaikan BBM subsidi akan berdampak terhadap tingginya harga sembako di Riau, yang masih bergantung dengan provinsi tetangga. Dimana kenaikan sembako akan berimbas terhadap inflasi.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Riau, M Taufiq OH mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan provinsi tetangga meminta bantuan distribusi pangan, seperti cabai yang menjadi salah satu penyebab inflasi.
"Untuk pengendalian inflasi akibat kenaikan harga bahan pokok cabai, yang disebabkan kenaikan BBM subsidi kita sudah lakukan pertemuan pelaku usaha di Dumai dengan pelaku usaha di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Itu sudah ada kerjasamanya, makanya sekarang harga cabai yang awalnya Rp150 ribu perkilogram, dan sekarang sudah turun hampir 50 persen. Ini karena sudah banyak penyebaran cabai di pasar," terangnya.
Karena itu, lanjut Taufiq, pihaknya sudah mensiasati untuk menekan kenaikan harga bahan pokok, tiga daerah yang inflasinya tinggi seperti Pekanbaru, Dumai dan Indragiri Hilir (Inhil) agar bekerjasama dengan provinsi tetangga yang surplus bahan pokok.
"Seperti Inhil, pelaku usahanya sudah kita koordinasikan dengan provinsi tetangga Jambi. Bagaimana kondisi cabai di Jambi, begitu juga harga ayam dengan Provinsi Lampung," jelasnya.
"Makanya sekarang untuk pasar murah tidak hanya dilakukan Disperindagkop saja, tapi kita menggandeng Dinas Pangan, Dinas Peternakan dan Dinas Perikanan, Dinas Perkebunan Riau agar harga bahan pokok dapat kita tekan, dan inflasi terkendali," tukasnya.
Harga Kebutuhan Pangan Meroket Pasca Kenaikan BBM
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi langsung berdampak kepada sejumlah harga kebutuhan pangan di Kota Pekanbaru.
Bahkan kenaikan harga sejumlah bahan pangan di wilayah setempat sudah terjadi sebelum kenaikan harga BBM terjadi. Saat isu soal kenaikan BBM mencuat, harga langsung naik.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru hari ini Senin (5/9/2022), untuk harga Cabai Merah Bukit Tinggi mencapai Rp105.000. Pekan ini mengalami kenaikan Rp5.000 dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Sementara itu, pantauan langsung di Pasar Cipta Karya Ujung, untuk Cabai Merah Bukit dijual dengan harga Rp100.000 perkilogramnya. Sementara Cabai Setan dijual dengan harga Rp68 ribu perkilogramnya.
Menyikapi kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, Pj Walikota Pekanbaru Muflihun melalui tim akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar.
"Sidak pasar ini tujuannya, kita khawatir dengan kondisi BBM yang naik, takutnya ada penimbunan-penimbunan. Takut ada penimbunan seperti minyak makan ataupun lainnya," ujar Muflihun.
Untuk jadwal sidak, pihaknya saat ini masih masih mengatur jadwal. "Insya Allah dalam waktu dekat," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Muflihun juga mengajak Camat dan Lurah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar memanfaatkan lahan atau tanah kosong untuk ditanami berbagai tanaman salah satunya adalah cabai.
"Minimal untuk kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi. Ini jugakan sesuai arahan dari Bapak Gubernur," cakapnya.
Bahkan dirinya merencanakan akan menggelar penanaman cabai serentak di 15 kecamatan di Pekanbaru.
"Makanya kita mencanangkan penanaman cabai serentak di 15 kecamatan. Kepada Camat yang memiliki lahan terbanyak akan diberikan reward kepada Camatnya. Nanti hasilnya akan dijual di pasar-pasar terdekat," jelasnya.
Ia menegaskan, penanaman cabai ini diharapkan bisa untuk mengurangi harga cabai yang tinggi di Pekanbaru.
"Ini dilakukan untuk mengurangi harga cabai di Kota Pekanbaru," sebutnya.
Sumber: cakaplah.com
Comments