PEKANBARU (CakraRiau.com) - Mewabahnya Covid-19 di Indonesia menyebabkan Pilkada Serentak 2020, yang semula akan digelar pada 23 September 2020, bergeser ke bulan Desember 2020. Kebijakan ini menimbulkan tanda tanya dari berbagai pihak terkait kepastian pelaksanaan pilkada di tengah pandemi covid-19 serta bagaimana analisa dari berbagai pihak setelah Pilkada itu dilakukan.
Menanggapi hal tersebut, Cipayung + Riau gelar diskusi terbatas dengan mematuhi protokol kesehatan yang bertemakan “Pilkada Serentak Dimata Mahasiswa Riau” pada Minggu (12/7).
Diskusi yang dilakukan terbatas ini diikuti oleh komisioner KPU RIAU , BEM UMRI, BEM UIN SUSKA serta kader-kader IMM Riau, PMII Riau-Kepri, HIMA PERSIS Riau, KAMMI Riau, dan GMNI Kota pekanbaru. Diskusi ini dimoderatori oleh Abdul Rouf selaku Ketua PMII Riau-Kepri.
Kebijakan pemerintah menggeser waktu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 ditakutkan menimbulkan gejolak politik baru ditengah pandemi covid-19 yang sedang berlangsung. Selain itu, berbagai pertanyaan terkait bagaimana Pilkada 2020 akan dilaksanakan di tengah pandemi pun bermunculan.
Menanggapi hal itu, Edo cipta wiganda merupakan perwakilan BEM KM UMRI berpendapat bahwa persoalan ini perlu didiskusikan oleh stakeholder yang terkait, mengingat dalam dunia politik tidak hanya pejabat yang berkepentingan.
“Semua punya lakon, semua punya hajat dan masalah ini perlu dibahas bersama karena terkait keselamatan semua pihak,” ujar Edo.
Edo yang merupakan putra daerah Kuansing ini juga menanggapi tentang persoalan kecurangan politik yang selalu hadir disetiap pesta demokrasi. Menurut Edo, kecurangan ini pasti dilakukan oleh aktor politik nakal dengan memanfaatkan keadaan masyarakat. Harusnya masyarakat bisa jelih dalam dalam memilih, dapat membedakan yang berkualitas untuk menjadi kepala daerah. "Jangan karna rupiah selembar, gigit jari kita 5 tahun" tutur Edo.
Edo yang menempati pos Menteri sosial politik BEM KM UMRI ini berpesan kepada semua ketua Cipayung serta simpul mahasiswa Riau agar dapat memberi mandat kepada kader-kader dan seluruh mahasiswa Riau supaya bisa memberi pandangan kepada masyarakat untuk tidak memilih calon kepala daerah yang terindikasi korupsi. Karena menurut Edo kecurangan itu lahir dari pribadi yang tidak baik.
"Mari kawan-kawan, disini lah waktu kita membuat perubahan. Kita tuntun masyarakat agar jangan memilih calon kepala daerah yang terindikasi korupsi. Kalau kita pernah di khianati dengan korupsi sampai matipun kita akan terus digerogoti hal yang tidak baik lagi di kemudian hari" tutup Edo.
Diskusi yang berjalan lancar dan hikmat ini, memberi pandangan kepada segala aspek bahwa mahasiswa Riau punya posisi tersendiri untuk membuat perubahan agar Bumi Lancang Kuning ini mendapatkan pemimpin yang baik budinya dan bijaksana kepemimpinan nya.
Comments