Rokan Hilir (Cakrariau.com) - Bupati Rokan Hilir, Suyatno mengatakan perdagangan akan dapat berkembang apabila didukung dengan produk industri yang berkualitas dan berdaya saing. Untuk itu diperlukan sinergitas antar instansi terkait dalam upaya pengembangan industri lokal sekaligus mendorong masyarakat Rokan Hilir mencintai dan menggunakan produk-produk nya sendiri.
“ Kita sangat mendukung kebijakan Kementrian Perindustrian dalam mengembangkan program dan kebijakan industry nasional dalam memperkuat sektor perdagangan,” kata Bupati Rokan Hilir usai membuka secara resmi pelatihan Usaha Kecil Menengah (UMKM) yang ditaja oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Kabu[paten Rokan Hilir baru baru ini.
Suyatno menyampaikan, kebijakan jangka pendek yang dilakukan guna peningkatan daya saing dan produktivitas, yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan bantuan dana stimulus untuk pelaku usaha kecil serta mendorong pelaku UMKM untuk berinovasi menciptakan produk baru.
Menurutnya, dari data Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Rokan Hilir, Perdagangan dan industri di Rokan Hilir tahun 2019 berjumlah 28 Industri terdiri dari 5 industri besar dan sejumlah 23 industri dengan skala menengah. Jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan mencapai 2.519 orang karyawan tetap dan sekitar 6500 pekerja lepas.
Sedangkan Volume ekspor Rokan Hilir pada tahun 2019 sebesar 16.256.290 Kg dengan nilai ekspor mencapai USD 5,677,950. Komoditas yang di ekspor antara lain ikan segar, ikan beku, dan daging ikan lainnya (38,47%) dengan negara ekspor terbesar Malaysia (66,99%) disamping Singapura, Jepang dan USA dan lain lain (33,10%).
Jumlah impor Kabupaten Rokan Hilir dalam tahun 2019 mencapai 7.014.319 Kg dengan nilai import sebesar USD 240,759. Barang dagang yang diimport Sebagian besar berupa mesin mesin yang terdiri dari mesin pembakaran dalam (bolak – balik cetus api) sebesar 79,72 % dan negara import terbesar adalah Jepang (96,25%).
Jumlah mesin yang terpasang berjumlah 30 Unit ( tahun 2014) dengan daya terpasang 7913 KW dan daya yagn dibangkitkan sebesar 35,623,513 KwH. Penggunaan energi listrik sebagian besar diperuntukkan bagi pemukiman perkantoran, sekolah, hotel dan industry dengan total konsumsi sebesar 28,128,405 KwH (86,16%).
Ket Gambar : Bupati Rokan Hilir, Suyatno Meninjau Hasil Produksi Makanan dan Minuman dari Pelaku UKM sebelum di Pasarkan
Untuk meningkatkan perdagangan dan industry, pemerintah selalu melakukan peninjauan atau optimalisasi regulasi lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan yang berpotensi menghambat pertumbuhan industri; serta dukungan regulasi dan infrastruktur untuk memperlancar logistik di kawasan industri tertentu.
Di samping itu, kata Suyatno, beberapa kebijakan jangka menengah yang dilakukan meliputi: (1) Pemanfaatan lahan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK), Hak Pengelolaan Lingkungan (HPL), Areal Penggunaan Lain (APL) dan lahan terlantar serta percepatan izin lokasi dan izin usaha perkebunan; (2) Harga gas standar pemerintah (3) Pembangunan infrastruktur di jalan pesisir kecamatan kubu dan kecamatan pasir limau kapas (4) Mempermudah proses Eksplorasi blok rokan di ladang minyak se Kabupaten Rokan Hilir.
Suyatno optimistis, kebijakan tersebut akan mendukung pencapaian target pertumbuhan industri non migas pada tahun 2020 sekitar 5,7 – 6,1 persen. “Jika upaya-upaya maksimal dilakukan, diperkirakan pertumbuhan bisa mencapai di atas 6 persen,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Suyatno juga mengatakan, kebijakan ekonomi merupakan respon pemerintah untuk mendorong kegiatan ekonomi khususnya peningkatan daya saing industri dan memperkuat struktur ekonomi nasional.
“ Itu diharapkan membuat perekonomian Indonesia tumbuh berkelanjutan agar manfaatnya bisa dirasakan secara inklusif oleh masyarakat,” ujarnya.
Suyatno juga optimistis, tahun ini pertumbuhan ekonomi dapat berlari lebih kencang karena semua perangkat pemerintahan sudah siap dibanding 2015. “Apa yang kita capai pada 2019 harus kita jaga dan tingkatkan. Kedua, secara bertahap melakukan perbaikan peraturan, deregulasi terutama di bidang investasi, ekspor manufaktur, logistik, ekonomi pedesaan, e-commerce, perizinan di daerah dan meningkatkan kemudahan berusaha,” ujarnya. ( Advetorial )
Comments