PEKANBARU, CAKRARIAU.COM – Ratusan warga keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Kampar, kecewa. Pasalnya, sembako yang disalurkan di e-warong disinyalir tidak layak dikonsumsi, warong disulap jualan pecal lele. Ironisnya, Kabid Fakir Miskin Dinsos Kampar, “ Itu Urusan BRI, Kami Hanya Memantau”
Warung elekronik gotong royong (e-warong) merupakan perpanjangan tangan pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) non tunai bagi warga tidak mampu. Dengan sistem ini setiap bantuan sosial dan subsidi akan disalurkan secara non tunai menggunakan sistem perbankan. Tujuannya untuk mengurangi penyimpangan, kemudahan kontrol serta tepat sasaran, waktu dan jumlah.
Tujuan E-Warong dirikanya adalah untuk mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan, memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM, meningkatkan ketepatan sasaran, waktu, jumlah, harga, kualitas, dan administrasi, dan memberikan pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Namun kenyataannnya E-Warong dibawah naungan Dinas sosial (Dinsos) kabupaten Kampar, jauh dari harapan Pemerintah apalagi masyarakat. Betapa tidak, salah satu point kesepakatan untuk mendirikan agen w-warong adalah agen e-warong aktif dan tidak melayani KPM yang berada diluar zona.
Ternyata, E-warung yang diunjuk oleh instansi terkait tersebut disinyalir tidak memenuhi standarat ada yang tutup atau musiman dan ada yang disulap jadi warung pecal lele. Belum lagi agen e-warong tersebut disinyalir kerab menyediakan sembako yang tidak layak dikonsumsi masyarakat.
Seperti hasil investigasi mimbarkita.com dan Tim, di desa Parit Baru Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Selasa (3/11/2020), E-warung yang dipercaya Dinsos Kampar ternyata tutup, e-warung buka disaat ada pebagian sembako saja, KPM akan mengantri di e-warong Lima Putri ini. .
Menurut sumber salah seorang tokoh masyarakat desa Parit Baru yang tidak bersedia disebut namanya menyampaikan, bahwa e-warong musiman di Desa Parit Baru Kecamatan Tambang, yang dikelolah aparat desa KUR perencanaana pembangunan di Desa Parit Baru tersebut, menjelaskan bahwa e-warong tersebut buka pada saat ada penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) dari pemerintah, selebihnya tutup.
Bahkan kata sumber, sembako di e-warung tersebut sama sekali tidak ada yang ada hanya peralatan dodos sawit pemilik warung, jadi e-warung buka saat ada penyaluran bantuan kepada KPM.
Belum lagi sembako yang mereka berikan kepada KPM tidak layak dikonsumsi, seperti beras yang berkutu, buah-buahan seperti salak, jeruk yang busuk, telur ayam kecil-kecil, pokoknya tidak sesuai lah, katanya.
Anehnya lagi kata sumber, untuk membawa sembako dari e-warung, ibu-ibu KPM harus membawa plastik kresek dari rumah mereka masing-masing, “Untuk belanja diwarung beli gula setengah kilo aja dikasih plastik, kalau di e-warong jangan harap, katanya.
Belum lagi sikap tenaga kesejahteraan sosila kecatamatan (TKSK) di desa Parit Baru, Zulfadri, sangat arogan kepada peserta KPM. Sering melakukan intimidasi, kalau ibu-ibu komplen, “kalau kalian banyak mulut dan tidak terima tidak apa-apa, nanti saya (Zulfadri-red) laporkan ke Dinsos, biar nama kalian dicoret dan diganti dengan orang lain, jelas sumber mengulangi perkataan peserta KPM. Namanya juga orang kampung yang sering ditakut-takuti , jadi takut ucapan dan tekanan TKSK, Zulfadri .
Apa yang disampaikan peserta KPM desa Parit Baru, dibantah tegas TKSK Zulfadri kepada wartawan, Selasa (3/11/2020) di kantor desa Tambang. Menurut Zulfandri , 15 e-warung yang yang dibawah naungannya aktif buka dan menjual kebutuhan sembako, dan semua lengkap administrasi karena sebelum mendirikan e-warong pemilik sudah mengajukan proposal ke Dinsos, jelas Zulfandri yang mendapat SK TKSK dari Dinsos sejak tahun 2018 .
Ketika disinggung masalah kucuran dana segar dari Kemensos dan Dirjen pakir miskin terhadap pendirian e-warong, untuk daerah Tambang dengan tegas, pendamping TKSK Dinsos Kampar, desa Parit Baru menyampaikan, sejak menjadi pendamping TKSK, sepeserpun kami tidak pernah mendapat bantuan modal, tegasnya
E-warung abal-abal bukan di desa Parit Baru Kecamatan Tambang saja, tapi senada juga terjadi di desa Mayang Pongkai Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar. E-warong Toko Jaya yang disinyalir milik Kadus Eva Ratmi, ternyata tidak berjaulan sembako dan buka tiap harinya.
E-Warong tersebut hanya buka pada saat akan menyalurkan BPNT nya saja dengan membungkus dalam paket-paket sembako. Dalam e-warong disulap jadi warung makan, dan terdapat meja, kursi panjang dan tulisan mennyediakan “ Nasi Uduk Pecal Lele” . Ada juga paket sembako yang sudah dibungkus rapi dalam kantong plastik putih.
Diatas meja ada mesin EDC untuk mengesek kartu KKS milik KPM yang belakangan diketahui bukan atas nama Eva Ratmi atau E-warong Toko Jaya Bersama. Tapi mesin EDC diketahui milik Dafa Collection yang berada disekitar wilayah Kecamatan Kampar Kiri.
Camat Tambang, Abukari kepada wartawan diruang kerjanya, Selasa (3/11) sangat menyesali sikap petugas TKSK yang merupakan perpanjangan Dinsos, apalagi saya (Abukari-red) dapat informasi ada sembako yang tidak layak dimakan atau buah yang busuk, sudah berapa kali kami sampaikan tapi begitu-begitu saja, dan bahkan dinas sosial pernah marah-marah kalau saya bicara yang benar, jelas camat Tambang yang dikenal vokal ini.
Lebih lanjut Abukari menyampaikan, kalau anggota atau bawahan sudah lama saya sepak, karena mereka digaji jangan main-main berikan yang layak kepada masyarakat, tapi kami ( Camat-red) hanya sebatas mengawasai saja, masalah tanggung jawab langsung ke Dinsos yang mengeluarkan SK TKSK pihak Dinsos , makanya mereka (TKSK-red) terkadang kurang menghargai kita, katanya
Kepala Dinas Sosial Kampar, Zamzani ketika dihubungi mimbarkita.com, Rabu, (4/11) via poselnya, tidak diangkat. Sementara Kepala Bidang (Kabid) Dinsos Kampar, Safrizal via ponselnya, mengatakan ,” masalah W-Warong silahkan tanya kepada BRI, kami dari Dinas Sosial hanya memantau jika tidak ada kendala penyaluran tidak masalah.
Ketika disinggung masalah penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) ke –e-warung, dengan ringannya Safrizal menyampaikan, itu urusan E-warong karena mereka (e-warung-red) yang menyediakan dananya bukan Dinsos. “Kami hanya memantau” jelasnya seolah-olah ingin melepaskan tanggung jawab Dinsos Kampar .
Disinggung sejauh mana tanggung jawab Dinsos Kampar, dengan cepat Safrizal bersilat lidah, nanti dulu saya lagi nyetir mobil, jawabnya sambil mematikan handphonenya.
Dilain hari awak media mendatangi BRI Lancang Kuning yang berada di Gedung Menara BRI jaan Jendral Sudriman Pekanbaru untu kdimintai keterangan terkait permasalahan e-warong BRI sebagai Bank Himbara terkait didalamnya.
Disini awak media menemui Bambang Koordinator Bansos BRI Lancang Kuning yang ruanganya berada di lantai 2 Gedung Menara BRI yang bersedia dimintai keteranganya.
Banyak hal yang terungkap dari hasil wawancara langsung ini dijelaskan bahwa BRI adalah salah satu Bank Himbara yang ditunjuk untuk wilayak kerja Kabupaten Kampar untuk menghandle e-warong.
“BRI hanya bank bayar , Bank Himbara terdiri dari Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BTN dan Bank BNI yang bekerjasama dengan Kemensos terkait e-warong. Kemensos memberikan data masyarakat yang akan disalurkan bantuan sosialnya dan Bank Himbara bertugas untuk membayarkan sesuai data yang telah diterima dari pihak Kemensos RI,” jelas Bambang.
“Sebagai Bank Himbara, Bank BRI hanyalah Bank bayar jatuhnya. Untuk Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar ditunjuklah Bank BRI untuk bekerjasama menangani e-warong,” ungkapnya.
Terkait alur hingga KPM bisa menerima KKS, ini penjelasan Bambang.
“Data dari Kemensos disampaikan ke BRI Pusat kemudian diteruskan ke BRI se-Indonesia selanjutnya BRI Cabang di daerah masing surati Dinsos setempat lantas Dinsos setempatlah yang berkoordinasi dengan TKSK. Disini mulailah tugas TKSK mencari KPM sesuai data yang didapat sesuai kecocokan data bersama Dinsos dan BRI kemudian pihak TKSK menghubungi BRI atau pihak BRI yang menghubungi TKSK untuk janji bertemu membahas waktu dan tempat untuk menyerahkan KKS dan buku tabungan kepada KPM. Terakhir, barulah masyarakat bisa menggunakan kartu KKS nya masing-masing di e-warung yang telah ada diseluruh tempat yang terdekat dari kediaman masing-masing warga masyarakat,” jells Koordinator Bansos BRI Lancang Kuning ini.
Bambang menerangkan bahwa ada tanda khusus yang diberikan kepada e-warong yang benar telah bekerjasama dengan pihak BRI selain Perjanjian Kerjasama (PKS) yaitu stiker berlogo khusus.
“Ciri-ciri e-warong, RPK, dan agen BRILink yang sudah ada bekerjasama dengan Bank BRI akan ditempel stiker berlogo khusus yang disiapkan oleh pihak BRI untuk mengambil bantuan sembako, agar KPM memahami bahwa e-warong tersebut sudah ada kerjasama dengan BRI,” terangnya lagi.
Lebih lanjut Bambang menyampaikan bahwa dalam mendirikan e-warong ada prosedur yang dikordinasikan bersama antara Dinsos dan BRI, diungkapkan juga bahwa setiap e-warong mendapatkan bantuan modal dari Dinsos yang jumlahnya sudah ditentukan.
“E-Warong itu yang menentukan dinas sosial, pemilik e-warong adalah dinas sosial, e-warong adalah terdiri dari beberapa orang yang diberi modal yang berasal dari dinsos dengan jumlah sudah ditentukan nominalnya untuk mendirikanya . Pertama, Dinsos memberikan data orang-orang yang akan mendiriakan e-warong kemudian BRI akan memverifikasi dan sekaligus mencek keberadaaan orang yang di rekomendasiakan dinsos setelah semua beres maka barulah pihak BRI mengeluarkan Perjanjian Kerjasama (PKS) dan nantinya BRI juga akan menyediakan mesin EDC bagi e-warong yag telah resmi bekerjasama tersebut,” imbuhnya.
Dari Petugas Agen BRILink Randi menyampaikan terkait data salah satu e-warong yang terletak di Mayang Pongkai yang ternyata hasilnya belum ada bekerjasama dengan pihak BRI.
“BRILink bekerjasama dengan e-warung Toko Jaya Bersama harus ada buktinya, belum pernah ada menunjukan bukti kerjasamanya Perjanjian Kerjasama (PKS) dari BRILink,” kata Randi.
“Sudah di cek tidak ada data BRILink bekerjasama dengan Eva Ratmi atau E-Warung Toko Jaya Bersama. Tidak pernah ada pengajuan dari pihak eva ratmi atau e-warong Toko Jaya Bersama ke pihak Himbara BRILink sama sekali,” terangnya.
Mengenai carut marut dunia e-warong di Kampar Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kampar Anatona Nazara segera akan mengajak hearing Dinsos Kampar hal ini disampaikanya melelui hubungan selular.
“Kami segera akan panggil Dinsos Kampar terkait kasus yang yang kurang elok ini, bila perlu media yang memberitakan ini akan kami hadirkan saat hearing nanti, Kami sangat berterima kasih atas peran media dalam mengawasi kinerja pemerintah khususnya Kabupaten Kampar” tutur Anatona Nazara.(nitahasanjaya)
Comments